Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Sakit Hati

Perasaan haus akan maaf mulai membasahi sekujur tubuhnya. Rasa sakit hati terus didengungkannya. Bersujud dikakinya seolah sebuah prestise untuknya. Permintaan maaf kami menjadi hal yang wajib baginya. Baginya setitik noda dihatinya merupakan hal yng harus dihilangkan secepatnya. Tetapi borok yang selalu ia tebarkan kepada kami luput dari pandangannya. Kami lelah. Mungkin diantara kami hanya akulah yang paling merasakannya.Aku sudah lelah menutupi semuanya, karena semakin hari kau menganggap kau diatas segalanya. Kali ini biarkan aku sampaikan sedikit curahan hati remaja labil ni, yang kali ini berada dipuncak emosinya. Maaf jika aku menyinggung mu, aku tak bermaksud. Aku hanya ingin mengeluarkan keluh kesahku yang tak pernah tersampaikan karena keegoisanmu. Kau sangat angkuh, terlepas dari segala kebaikanmu untuk kami. Kau orang yang licik terpaku keinginan yang teramat. Kau orang yang paling ikut campur dalam urusan yang menimpa kami. Aku benci kau. Terlebih untuk hari ini.

Cerita yang belum selesai

Kali ini aku pulang lebih lambat dari biasanya. Nampaknya jam pulangku kali ini bukan mengacu pada arloji yang tertempel dipergelangan tangan dan bukan pula terpatri oleh dentang jam dinding kayu jati. Jam pulang sekolahku kali ini seperti jam karet saja, elastis. Aku pulang terlambat 3 jam dari jam biasanya. Kududuk di kursi angkutan kota paling belakang, sambil termenung memikirkan yang terjadi barusan selepas pulang sekolah.  Nampaknya kali ini aku cukup beruntung, penumpang diangkutan  ini tak terlalu banyak. Bahkan penumpang demi penumpang mulai turun meninggalkanku. Separuh jalan kuhabiskan mengingat bebrapa hal yang baru saja kulalui. Aku duduk sendirian sepanjang jalan ditemani hujan yang membasahi jendela angkutan. Sembari menikmati udara dingin, aku terpikir tentang obrolan teman temanku dikelas. Maklumlah dikelasku ada seorang laki laki yang sedang giatnya mendekati perempuan pujaan hatinya. Namun sayang kisah mereka tak sesederhana masalah cinta klasik anak sma . D

Kerikil dan Permata

Iya aku cukup tahu diri. Kehadiran ku ditengah kalian semua bagaikan batu kerikil di tengah tumpukan batuan permata. Walaupun kerikil ini diasah terus menerus mustahil kerikil  berubah menjadi batu mulia apalagi intan permata. Batu kerikil ini juga tidak akan pernah bisa memancarkan kilaunya seperti intan yang tiap kilauannya dapat ditawar dengan dollar. Jadi jangan terlalu menyematkan banyak harapan pada kerikil ini. Karena seindah indahnya tetaplah kerikil yang keberadaannya menjadi tempat pijakan kaki bagi sebagian manusia yang melewatinya. Mungkin sebagian kerikil  ini dapat menjadi sandungan bagi orang yang melewatinya. Ku harap kehadiranku ditengah kalian bukan merupakan penghalang ataupun cobaan untuk kalian. Setidaknya aku cukup bahagia jika aku sedikit bermanfaat menjadi bagian dari setiap langkah yang kalian jalani.  Walaupun kalian tak pernah menghiraukanku. Aku hanya akan bilang pada kalian semua. Setidaknya kerikil ini akan terus mencoba sedikit berharga karena dapat ber

Misteri yang Kuciptakan Sendiri

Bagaimana menurutmu tentang Mengetahui yang tak seharusnya kau ketahui? Ya aku baru saja mengalaminya. Beberapa hari yang lalu aku memulai petualangan iseng ku yang jauh dari kata direncanakan. Tanpa kusadari kakiku telah melangkah terlalu jauh meninggalkan semua hal. Sampai dititik dimana, ini bukan bagian dari hidupku. Tak seharusnya aku ada disini, pikirku.  Tapi sebelum aku memutuskan berbalik arah untuk mengambil jalan pulang, tergeletak gulungan kertas dari rotan dihadapanku. Dengan rasa penasaran, kuambil kertas yang tergeletak itu. Agar aku tak dihantui rasa penasaran lagi, mulailah ku baca perlahan. Tak sempat kubaca kalimat tiap kalimat, lalu kuhentikan. Entah apa yang membuatku secara refleks untuk berhenti dan memutar arah untuk pulang. Padahal aku belum tahu betul apa isi dari surat yang membuatku penasaran itu. Mungkin kepanikanku saat itu membuyarkan semua pikiranku. Aku sibuk mencari arah pulang. Ku hiraukan surat  itu dan kumulai mencari jalan yang harus aku tempu

Perempuan

Terkadang aku heran. Mereka begitu kuat. Walau sebagian besar orang tidak menganggapnya demikian. Mereka (lelaki) menganggap perempuan lemah karena sering mengeluarkan air mata dan selalu membawa perasaan kemanapun mereka pergi. Wahai lelaki, tak tahukah kalian jika perempuan itu menangis bukan berarti mereka lemah. Tapi itu adalah batas kekuatan mereka menahan semua beban masalah yang mereka punya. Kalian tidak pernah tahu bukan? Kalian tidak pernah tahu, sebelum air mata itu keluar mereka telah berjuang habis-habisan mengalahkan perasaannya dan semua kekecewaan yang mereka alami. Kalian jelas tidak tahu. Terkadang perjuangan mereka yang tak terlihat, membuat kalian lupa bahwa mereka sangat kuat. Jika mereka tidak kuat maka setiap hari menghadapi dirimu niscaya mereka akan menangis. Yaa aku jamin itu mereka menangis menghadapi mu dengan semua ego yang kamu punya. Ditulis di Bandung  29 Juni 2018 Ditemani ibu yang sedang tidur disebelahku dan juga cuaca Bandung yang dingin akhi

Ibu

Ibu Aku tak tahu kau terbuat dari apa. Bila manusia diciptakan dari tanah, aku rasa kau adalah tanah terbaik yang diciptakan Tuhan untukku dan semua anak manusia yang ada.  Ibu Terbuat dari apa hatimu? Sungguh buu, kau lebih mengerti aku dibanding diriku sendiri. Hatimu seperti rangkuman semua indera yang dimiliki manusia, yang memiliki tingkat kepekaan sangat tinggi Ibu Maaf selama aku hidup aku hanya bisa membuatmu kesal, sedih, susah, kecewa, marah, dan  semua hal lain yang melukaimu.  Bu, bukan maksudku untuk begitu percayalah. Terkadang akupun tak mengerti mengapa aku lakukan hal tersebut pada seseorang yang sangatttttt baik padaku Ibu Susah sekali mengatakan maaf dihadapanmu, bibirku kelu bu. Apalagi mengucapkan terimakasih, aku tak punya keberanian, aku malu mengatakannya. Dosa dosaku dan kebaikan-kebaikanmu yang semakin besar setiap harinya nyatanya belum bisa mengalahkan egoku. Aku malu bu, malu mengakuinya.  Ibu Biarlah kusampaikan dahulu lewat catatan kecil ini.

Untuk Kau

Hai kau yang sedang kutatap parasnya dari lapisan bening yang kusebut cermin. Lihatlah dirimu, kau terlihat seperti hilang akal. Bahkan kebingungan sampai menjalar keseluruh jiwa dan ragamu. Kau terlihat aneh kali ini. Apa ada yang salah denganmu? Apa semua memang salah tentangmu?  Aku tak yakin tentang semua pertanyaan bodohku yang keluar dari mulutku akan sampai ke gendang telingamu. Jika hal itu memang terjadi itu adalah suatu keajaiban. Walaupun aku tahu kau hanya menganggapku kaset kusut yang harus kau buang bukan kau dengarkan.  Tapi untuk kali ini lakukan titahku  lihatlah aku, angkat dagumu,  dan tatap mataku. Aku ingin mengintrogasimu sebentar, anggap saja kau sedang berbicara pada aparat hukum bukan kaset. Jika kau cukup berani Tolong Jawab aku dengan lantang bukan krasak krusuk.  Mana ketegaran yang selalu kau tunjukan dihadapan mereka? Mana keceriaan yang selalu kau tebarkan? Jawab pertanyaan itu! Apakah kau tidak bisa menjawabnya? Bodoh! Memang semua Orang itu bod

Haruskah melupakan?

Apakah kau percaya tentang lupa? Jika kau percaya nampaknya kau sama denganku. Kalau boleh aku bertanya apakah kau pernah lupa? Lantas lupa manakah yang sering terjadi dalam hidupmu? Lupa karena memang kau tak ingat semuanya atau kah berpura pura untuk tidak mengingatnya atauuuu  berusaha tak peduli pada semua hal yang kau lalui sehingga kamu benar benar tidak ingat banyak hal yang telah kau lalui? Apakah kau bertanya padaku? Jika kau bertanya padaku akan kujawab dengan senang hati bahwa tuk saat ini aku ingin melupakan agar aku bisa benar benar lupa. Yapss aku hanya ingin melupakannya mungkin ingin ini adalah keinginanku yang terbesar tuk saat ini. Atau kah keinginan ini akan berujung kebutuhan? Apa aku benar benar butuh lupa? Ntahlah keinginan atau kebutuhan yang jelas aku harus lupa. Bolehkah aku memilih itu? Pertanyaan bodoh macam apa ini,  Tentu saja boleh karena ini adalah pilihan hidupku. Akulah yang menjadi pemeran utama dalam skenario drama terbesar yang tuhan berikan kepad