Langsung ke konten utama

Misteri yang Kuciptakan Sendiri

Bagaimana menurutmu tentang Mengetahui yang tak seharusnya kau ketahui? Ya aku baru saja mengalaminya. Beberapa hari yang lalu aku memulai petualangan iseng ku yang jauh dari kata direncanakan. Tanpa kusadari kakiku telah melangkah terlalu jauh meninggalkan semua hal. Sampai dititik dimana, ini bukan bagian dari hidupku. Tak seharusnya aku ada disini, pikirku. 

Tapi sebelum aku memutuskan berbalik arah untuk mengambil jalan pulang, tergeletak gulungan kertas dari rotan dihadapanku. Dengan rasa penasaran, kuambil kertas yang tergeletak itu. Agar aku tak dihantui rasa penasaran lagi, mulailah ku baca perlahan. Tak sempat kubaca kalimat tiap kalimat, lalu kuhentikan. Entah apa yang membuatku secara refleks untuk berhenti dan memutar arah untuk pulang. Padahal aku belum tahu betul apa isi dari surat yang membuatku penasaran itu. Mungkin kepanikanku saat itu membuyarkan semua pikiranku. Aku sibuk mencari arah pulang. Ku hiraukan surat  itu dan kumulai mencari jalan yang harus aku tempuh agar  aku dapat pergi dari tempat itu. 

Percayalah keadaan alam didaerah itu jauh dari kata apapun yang dapat melukiskannya. Semula dari jauh terlihat indah membuat siapapun menduganya bahwa dalam tempat itu laksana surga. Tapi ternyata aku salah, semakin jauh kakiku melangkah disana tak tergambar surga yang terlihat sebagian orang. Aku hanya melihat tetumbuhan yang mati karena kekeringan dan tak ada kehidupan. Maka aku putuskan untuk pulang. Dengan perasaan yang tidak jelas akupun pulang. Akupun sampai didepan pintu yang bernama rumah, yang siap menerimaku. 

Aku putuskan untuk tidak mau mengingatnya lagi. Aku pikir perjalanan isengku kemarin sudah berakhir. Tapi ternyata........

Ketika aku sudah lupa dengan kejadian itu, tiba tiba seseorang datang mengetuk pintu yang terbuat dari kayu jati ketika aku sedang duduk santai minum teh bersama seorang teman perempuanku, tiba tiba seseorang datang menghampiriku dengan wajah sedih dan meminta berbicara empat mata denganku. Dia menangis memohon kepadaku untuk tidak memberitahu tentang isi dari surat itu kepada siapapun. Karena dia tak suka serpihan luka didalam kertas itu membuat orang orang terlalu ikut campur dan menghakimi yang bukan bukan tanpa tau duduk persoalan. Tampak raut wajah menyesal di wajahnya bercampur dengan kegundahan hati. Kukatakan padanya bahwa aku tak sempat membaca dengan detail. Aku hanya melihat beberapa kata yang mungkin itu bisa jadi mata pisau dari cerita tersebut. Ya kata kata yang mungkin bisa dibilang kunci dari misteri tulisannya. Akhirnya setelah aku meyakinkannya, nampaknya dia percaya apa yang kukatakan. Syukurlaah, setidaknya dia tak harus berpikir keras tiap malam datang memikirkan tentang aib yang dibaca olehku.

Lantas kini, ulah dari dia yang datang menghampirku. Membuatku jadi bingung dan terjebak kedalam kisah hidupnya. Tak berhenti pertanyaan pertanyaan bodoh ini menggelayutiku dikala senja menuju peristirahatannya. Terkadang aku berfikir sepucuk surat rotan itu kini membuat hari hariku dipenuhi sesuatu yang tak pasti. Terkadang aku menyesal harus mengetahuinya, tapi kenyataannya aku terlanjur tahu. Perjalanan isengku kali ini membawaku kesebuah pulau tak  berpenghuni yang memiliki sejuta misteri

Ditulis di Bandung
10 November 2015
Dengan sejuta pertanyaan dipikaranku

Komentar