Langsung ke konten utama

Bercerita



Kali ini aku akan bercerita tentang dua malam kemarin. Yaa malam yang cukup berkesan untukku dalam melepas kepergian. Menurutku perpisahan ini bukanlah merupakan kepergian yang paling membuatku sedih. Karena sebelumnya telah banyak perpisahan yang aku alami. Mulai dari berpisah dengan teman sd, smp , dan sma. Selain itu, aku sudah cukup terlatih dalam melepas kepergian seseorang. Bahkan kepergian untuk selama-lamanya. Ah sial, aku kembali mengingatnya.

Rasanya aku terlalu membawa banyak perasaan kedalam cerita ini. Kita mulai saja ceritanya.

Jadi tadi malam baru saja diselenggarakan sebuah acara yang namanya wisnite. Wisnite merupakan suatu tradisi melepas wisudawan yang dulunya adalah anggota himpunan. Wisnite oktober ini merupakan wisnite yang paling besar dihimpunanku ini. Karena yang diwisudan pada bulan ini mencapai 47 orang sedangkan dalam satu angkatan paling banyak juga 60. Jadi 47 adalah jumlah yang besar untuk kita lepas malam ini. Pada setiap wisnite selalu ada tema yang diusung. Kebetulan tema wisnite kali ini adalah music fest. Semua yang datang mengenakan pakaian boho, Coachella dan pakaian yang sesuai dengan tema ini. Oiya aku lupa bilang, bahwa yang akan kita lepas adalah angkatan 2014 sedangkan aku  2 tahun dibawah mereka. Acara dimulai saat jam 7 malam. Namun sebagai panitia aku datang lebih awal untuk membantu teman-teman panitia lain mempersiapkan wisnite ini. Suasana saat pertama dimulai cukup mengesankan. Semua hiburan satu persatu ditampilkan. Bahkan angkatan ku ikut meramaikan acara ini dengan menyanyikan lagu sahabat kecil ipang dan kemesraan. Malam ini terasa syahdu. Aku pikir malam ini tidak terlalu jelas flow yang dibawanya. Pada awal kami sudah memulai dengan lagu galau. Tapi ditengah acara kemudian dangdutan. Dan di akhir acara ditutup dengan video kocak berujung haru berisi kesan pesan.

Aku tahu betul, diacara ini aku bukanlah pemeran utama yang merasa kehilangan. Aku dan teman-temanku adalah orang yang menyaksikan perpisahan. Iya, kaka-kakaku minggu depan akan diwisuda. Sebenarnya aku sendiri pernah melewati momen-momen seperti ini. Mungkin yang mereka rasakan adalah sedih karena nanti tidak akan bisa berkumpul seperti ini lagi. Yaa aku pernah mengalaminya juga. Bahkan disetiap acara perpisahan sekolah aku selalu menangis ketika berpisah dengan teman-temanku. Memang aku orangnya melankolis sekali. Tapi life must go on right? Okee tak apa menangis saat momen seperti ini. Karena besok atau lusa kita akan biasa saja. Biasa tanpa kehadiran orang orang yang biasa hadir menemani kita. Mungkin sehari-dua hari akan terasa sulit. Tapi lama-lama  akan terbiasa. Bahkan mungkin akan lebih nyaman dengan lingkungan baru sampai tidak menyangka perpisahan akan menghampiri kembali untuk kesekian kali.

Tapi yang lucu pada malam ini. Seseorang berkata kepadaku. “sedih yaa kita ditinggal sama 2014”. Aku terdiam. Lalu bertanya. “kenapa sedih?”. “iya sedih aja, taun depan kita yang jadi pengurus terus tahun depan kita juga bakal ditinggal sama angkatan 2015. Sedih dehh. Rasanya gasanggup aja gitu jadi yang paling tua dihimpunan.”Aku terdiam dan gak tau harus bales apa. Karena aku pikir, sebaik-baiknya angkatan 2014 mungkin kita tidak terlalu banyak menghabiskan waktu bersama dihimpunan.  Aku pikir kehilangan disini hanya akan dirasakan oleh kaka-kaka 2014 saja yang kehilangan teman seangkatannya. Tapi nyatanya temanku merasa kehilangan mereka. Kemudian setelah kejadian itu aku berfikir. Apakah perasaan sedih saat melepas seseorang itu berasal dari perasaan takut? Takut kalau hidup tak berjalan dengan baik jika tanpa mereka.

Ditulis dari hari Minggu namun baru selesai hari Selasa
Saat Kelas
di Jatinangor

Komentar