Hai kau yang sedang kutatap parasnya dari lapisan bening yang kusebut cermin. Lihatlah dirimu, kau terlihat seperti hilang akal. Bahkan kebingungan sampai menjalar keseluruh jiwa dan ragamu. Kau terlihat aneh kali ini. Apa ada yang salah denganmu? Apa semua memang salah tentangmu? Aku tak yakin tentang semua pertanyaan bodohku yang keluar dari mulutku akan sampai ke gendang telingamu. Jika hal itu memang terjadi itu adalah suatu keajaiban. Walaupun aku tahu kau hanya menganggapku kaset kusut yang harus kau buang bukan kau dengarkan.
Tapi untuk kali ini lakukan titahku lihatlah aku, angkat dagumu, dan tatap mataku. Aku ingin mengintrogasimu sebentar, anggap saja kau sedang berbicara pada aparat hukum bukan kaset. Jika kau cukup berani Tolong Jawab aku dengan lantang bukan krasak krusuk.
Mana ketegaran yang selalu kau tunjukan dihadapan mereka? Mana keceriaan yang selalu kau tebarkan? Jawab pertanyaan itu! Apakah kau tidak bisa menjawabnya? Bodoh! Memang semua Orang itu bodoh menilaimu tegar. Dimataku tak ada kata tegar untuk mu melainkan so tegar.
Lihat dirimu! Kini Aku hanya melihat seseorang berpakaian lusuh dengan mata sembab penuh air mata dipipi serta isakan didada. Kali ini ditempat ini aku benar benar melihat dirimu dari kepalsuanmu. Melihat kebohongan terbesar karena konflik batinmu. Melihat kepura puraan karena ketakutan akan kehilangan banyak hal. Melihat semua penderitaan karena pengasinganmu dari alam semesta. Akupun merasakan semua tekanan yang semakin hari semakin kuat menekan pundakmu sampai kaki mu sudah tak sanggup untuk bangkit dan terjatuh. Mengapa kau lakukan itu?
Sudah kuduga dirimu bak lakon yang memerankan perannya dengan apik. Kau pembohong perasaan kelas kakap. Kau tutupi kerapuhanmu dengan senyuman percaya diri, kau tunjukan sesuatu yang menakjubkan padahal kau tak benar benar menyukainya, dan kau berpura pura bahagia untuk orang orang disekitarmu. Terlalu banyak kepurapuraan dalam hidupmu. Tapi semua yang kau telah lakukan, aku sangat memahaminya dan aku mengerti.
Bagiku kau dengan segala kekuranganmu adalah srikandi terhebat yang pantas untuk bahagia atas ketidakadilan yang selama ini kau terima. Bersabarlah wahai wanita tangguh, kesedihanmu tak akan berlangsung lebih lama lagi percayalah esok hari akan ada fajar pagi yang akan membawa kabar gembira untukmu. Tunggulah hari esok, akan ada balasan dari setiap ketangguhan dan air mata yang selalu kau sembunyikan. Semangat wahai wanita didepanku, aku yakin padamu, aku yakin kamu lebih mengenal siapa dirimu yang sebenarnya dibandingkan aku yang hanya ilusi didepanmu
Ditulis di Bandung
25 November 2015
Ditulis di Bandung
25 November 2015
Komentar
Posting Komentar