Langsung ke konten utama

Haruskah melupakan?

Apakah kau percaya tentang lupa? Jika kau percaya nampaknya kau sama denganku. Kalau boleh aku bertanya apakah kau pernah lupa? Lantas lupa manakah yang sering terjadi dalam hidupmu? Lupa karena memang kau tak ingat semuanya atau kah berpura pura untuk tidak mengingatnya atauuuu  berusaha tak peduli pada semua hal yang kau lalui sehingga kamu benar benar tidak ingat banyak hal yang telah kau lalui?
Apakah kau bertanya padaku? Jika kau bertanya padaku akan kujawab dengan senang hati bahwa tuk saat ini aku ingin melupakan agar aku bisa benar benar lupa. Yapss aku hanya ingin melupakannya mungkin ingin ini adalah keinginanku yang terbesar tuk saat ini. Atau kah keinginan ini akan berujung kebutuhan? Apa aku benar benar butuh lupa? Ntahlah keinginan atau kebutuhan yang jelas aku harus lupa. Bolehkah aku memilih itu? Pertanyaan bodoh macam apa ini,  Tentu saja boleh karena ini adalah pilihan hidupku. Akulah yang menjadi pemeran utama dalam skenario drama terbesar yang tuhan berikan kepadaku. Aku berhak untuk memilih lupa untuk beberapa alasan yang tak bisa kuceritakan, karena jika ku ceritakan hanya akan jadi masalah klasik anak remaja yang penuh dengan intrik dalam hidupnya. Lucu bukan kepalang, dengan sekuat tenaga ku suruh otak untuk berhenti mengingat tentang banyak hal tapi disisi lain hati semakin cepatnya mengembalikan perasaan yang ingin kulupakan. 

Lantas jika hal ini terus terjadi  Bagaimana caraku agar ku bisa melupakan dengan cepat? Jangankan dapat sesegera mungkin  lupa akan semuanya sedangkan hati saja tidak meridoi. Apakah aku bisa melawan hati dan berpegang teguh pada logika? Apakah aku akan berhasil untuk berusaha tidak peduli pada waktu yang sudah kulalui? Kalau aku boleh berandai andai, akankah aku bisa melupakan setitik saja noda hitam yang telah terjadi dihidupku yang dulu kuanggap pelangi?

Ditulis di Bandung
2 November 2015

Komentar